Apa bedanya antara Rumah Sakit Islam dengan Rumah Sakit Umum? Ada yang tahu? Saya sendiri belum tahu pasti apa bedanya antara kedua tipe RS tsb. Yang jelas, Rumah Sakit (RS) yang dijalankan dengan menggunakan landasan syariah sudah saatnya direalisasikan. Sebut saja istilahnya Rumah Sakit Syariah, istilah yang meniru istilah Ekonomi Syariah, Bank Syariah, Asuransi Syariah, Manajemen Keuangan Syariah, dll. Barangkali ada yang bertanya, kenapa tidak kita sebut saja RS Islam yang sudah ada itu sebagai RS Syariah? Karena itu tadi, saya belum tahu pasti apa bedanya RS Islam dengan RS Umum. Kalau RS Islam yang ada sudah menerapkan prinsip syariah, bisa kita katakan sebagai RS Syariah. Kalau saya cari di google, baru ketemu satu RS yang mendeklarasikan diri sebagai RS Syariah, yaitu RS Jogja International Hospital, silakan buka di www.rs-jih.com. Mereka nyatakan hal tersebut di URL ini:
http://www.rs-jih.com/jatel/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=85
Seperti apakah RS Syariah itu? Sebagai orang awam dan salah seorang "customer" RS, menurut saya RS Syariah itu minimal seperti ini, sekali lagi minimal:
1. Operasional dilakukan secara syariah. Seperti misalnya:
- menghindari ikhtilath antara pasien dan dokter, pasien perempuan hanya dirawat oleh dokter perempuan, begitu juga laki-laki, kecuali dalam kondisi darurat (baca: ada nyawa yang terancam jika tidak segera ditangani). Selain itu harus dihindari adanya kondisi berduan antara dokter dengan pasien yang berlawanan jenis.
- menghindari ikhtilath antara pasien satu dengan pasien lainnya. Misalnya sediakan kamar khusus untuk rawat inap pasien perempuan. Atau misalnya pada saat rontgen, ketika ada pasien perempuan yang sedang dirontgen maka pasien laki-laki tidak boleh masuk dulu, karena pasien rontgen harus membuka/mengganti baju dahulu. Atau kasus-kasus lain.
- sediakan dokter khusus untuk menangani hal-hal yang hanya khusus dialami oleh perempuan. Misalnya dokter kandungan harus perempuan, karena terkait langsung dengan kelamin wanita. Idealnya sih tidak ada dokter kandungan laki-laki, karena tidak ada laki-laki yang melahirkan.
- mulai dari dokter, perawat, sampai staf nya menutup aurat secara syar'i. Jangan seperti RS umum yang kadangkala perawat perempuannya pakai pakaian yang tidak menutup aurat (misal: rok terlalu pendek, dsb).
- peralatan medis dan obat-obatan tidak boleh mengandung zat-zat yang haram, harus halal.
2. Manajemen dilakukan secara syariah. Mulai dari manajemen SDM, dll.
3. Keuangan / Finansial dilakukan secara syariah, bekerja sama dengan Bank Syariah. Kalau bisa ada kerjasama dengan lembaga zakat supaya bisa menangani pasien yang tidak mampu atau fakir miskin, apa pun agamanya, syukur-syukur mereka bisa berobat/melahirkan/dirawat secara gratis.
4. dll.
Saya lebih banyak mengungkapkan hal-hal seputar operasional, maklum karena hanya "customer", berdasarkan pengalaman, dan bukan ahli pe-rumah-sakit-an. Mudah-mudahan yang lain bisa menambahkan dan wacana RS Syariah bisa berkembang dan diimplementasikan.