hdn.or.id - Ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman terus mengalir dan mengalami perkembangan. Proses tersebut tidak terlepas dari mata rantai yang ada sehingga ilmu pengetahuan mengalir dari satu orang ke orang lain, dari satu institusi ke institusi lain. Mata rantai itu juga tidak terlepas dari media yang digunakannya. Dahulu media yang digunakan adalah media satu arah, seperti misalnya buku bacaan, majalah-majalah jurnal, alat pemodelan, perpustakaan, dan lain-lain. Pencari ilmu pengetahuan tinggal membacanya. Selain itu juga ada media dua arah, misalnya pertemuan kelas perkuliahan, sekolah, seminar, dll. Lalu muncul media yang relatif lebih multimedia seperti misalnya radio dan televisi. Pencari ilmu bisa mendapatkan gambar nyata dan suara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dari radio dan TV. Dan hari ini media yang digunakan sudah mulai menggunakan media dua arah atau interaktif, dan dapat dijadikan media kolaborasi, tanpa terikat letak geografis dan waktu. Hal tersebut tidak terlepas dari munculnya teknologi Web 2.0 di dunia internet.
Category: "IT"
Tahun 2009 segera tiba. Bagi Indonesia, tahun 2009 akan menjadi tahun yang penuh dengan agenda, khususnya agenda demokrasi. Setidaknya akan ada dua agenda besar pada tahun 2009, yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden. Untuk Pemilu Legislatif sendiri, KPU sudah memutuskan bahwa waktu untuk melakukan kampanye Parpol sudah dimulai pada bulan Juli 2008 ini. Agenda-agenda seperti ini tak pelak akan membuat setiap partai politik dan Capres-Cawapres untuk melakukan kampanye dengan berbagai cara, tentunya dengan cara yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Dalam melakukan kampanye, mereka akan membutuhkan media. Media kampanye bisa bermacam-macam, mulai dari yang berjenis konvensional seperti dialog, arak-arakan di jalan, selebaran, stiker, buletin, dll, hingga yang memanfaatkan teknologi seperti memanfaatkan internet. Mengaca pada model kampanye yang dilakukan oleh Capres AS, Barack Obama, media internet akan menjadi media kampanye yang diperhitungkan. Apalagi sejalan dengan agenda Pemerintah RI, dalam hal ini Depkominfo, untuk menghubungkan setiap rumah dengan akses internet. Ditambah lagi dengan agenda untuk menurunkan biaya akses internet di Indonesia. Hal tersebut merupakan prospek besar untuk setiap Parpol dan Capres.
Oleh: Hendratno
Banyak hal yang dapat kita lakukan di internet, antara lain mencari atau memberi informasi dan berita, berkomunikasi, kuliah jarak jauh, jual beli sesuatu, sekedar mencari atau memberi hiburan, bekerja sama (kolaborasi), dan lain-lain. Tulisan ini hendak menfokuskan pada salah satu kegunaan internet, yaitu untuk berkolaborasi.
Perkembangan Teknologi Informasi yang semakin maju, seiring dengan perkembangan internet sangat pesat, telah memungkinkan kita untuk dapat melakukan pekerjaan bersama dengan orang lain secara jarak jauh (berkolaborasi). Dengan berkolaborasi, kita bisa membuat sebuah dokumen dan disimpan secara online, lalu orang lain bisa mengkoreksinya secara online pula. Atau sebaliknya, mereka yang membuat dokumen lebih dahulu, lalu akan kita koreksi. Dokumen yang dibuat tidak disimpan dalam harddisk komputer kita, tetapi disimpan dalam situs yang menyediakan fasilitas kolaborasi.
NB: Tulisan ini adalah pengembangan dari tulisan sebelumnya.
Oleh: Hendratno, ST.
Saat ini kita banyak menjumpai munculnya berbagai lembaga zakat di Indonesia. Ini merupakan fenomena yang sangat baik, karena zakat memang sejatinya dimasyarakatkan. Apalagi zakat adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim, rukun ketiga dari rukun Islam yang lima, dan Indonesia adalah negera dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Jadi memasyarakatkan zakat dan menzakatkan masyarakat sudah menjadi keniscayaan.
Saat ini kita banyak menjumpai munculnya berbagai lembaga zakat di Indonesia. Ini merupakan fenomena yang bagus, karena memang zakat sejatinya dimasyarakatkan. Memasyarakatkan zakat, dan menzakatkan masyarakat. Akan lebih baik lagi kalau seluruh wilayah Indonesia ada lembaga zakatnya yang resmi, ini cita-cita ideal.
Semua lembaga zakat itu sejatinya saling berhubungan satu sama lain agar dapat saling melengkapi. Karena belum tentu satu lembaga zakat dapat mengcover satu wilayah. Untuk itu antar lembaga zakat perlu membentuk jaringan. IT adalah alat yang cocok untuk itu, dimana IT dapat menjamin komunikasi yang cepat dan akurat. Oleh karena itu perlu dirumuskan seperti apa IT Plan untuk jaringan lembaga zakat, termasuk di dalamnya IT infrastruktur.
Artikel “IT Doesn’t Matter†yang ditulis oleh Nicholas G. Carr, cukup menarik untuk disimak. Nicholas G. Carr mengawali tulisannya dengan sebuah ilustrasi perkembangan teknologi, dari steam engine dan rel kereta api kepada telegraf dan telepon, lalu menuju kepada generator listrik dan internal combustion engine. Dalam perkembangannya yang cukup singkat, teknologi-teknologi tersebut menjadi bagian dari infrastruktur komersial atau bisnis. Dari situ, Nicholas G. Carr melanjutkan bahwa dari sebuah prinsip strategis, mereka menjadi invisible (tidak terlihat), seakan-akan teknologi tersebut bukan sesuatu yang penting. Itulah yang dijadikan ilustrasi oleh Nicholas G. Carr sebagai analogi terhadap IT hari ini.
Kita sudah sering menemukan hal ini: klik salah satu ayat tertentu dari Al Qur'an, lalu muncul ayat tersebut lengkap dengan bahasa Al Qur'an (Arab), bahasa Indonesia, kalau perlu juga dengan bahasa Inggris. Tapi pernahkah ada yang bermimpi seperti ini: ketika ayat itu diklik, yang muncul tidak hanya ayat yang bersangkutan, tapi juga hadits-hadits yang berkaitan, peta geografis yang berkaitan, tafsir yang berkaitan, hal-hal kontemporer lain yang berkaitan. Hal-hal selain ayat Al Qur'an ini, selanjutnya kita sebut sebagai INFORMASI EKSTRA.
Hal tersebut sedang saya impikan. Pernah saya bicarakan dengan beberapa teman yang juga punya mimpi agak mirip seperti ini (atau mimpi saya yang agak mirip dengan mimpi mereka).
Bagaimana kira-kira agar bisa merealisasikan hal tersebut? Bayangan saya seperti ini:
ABSTRACT
Saat ini kebutuhan akan adanya piranti lunak disetiap sektor pembangunan, demikian tinggi. Di sisi lain dengan semakin terbukanya keran pasar bebas, mendorong pengembang piranti lunak dalam negeri harus bisa bersaing dengan pengembang piranti lunak luar negeri. Pasar pasti akan memiliki piranti lunak yang berkualitas, karena akan sangat berpengaruh pada bisnis mereka. Bagi pasar, baik atau tidaknya kualitas sebuah piranti lunak, akan mereka lihat dari sejauh mana penerapan Capability Maturity Model for Software (CMM-SW) pada pengembang piranti lunak yang bersangkutan.
Oleh karena itu, pengembang piranti lunak dalam negeri harus bisa meningkatkan kualitas produksinya dengan menerapkan CMM-SW. Penerapan CMM-SW ini bukan semata-mata untuk meningkatkan prestise, tapi lebih kepada peningkatan kualitas produksi piranti lunak.
Kata kunci: Capability Maturity Model for Software (CMM-SW), Piranti Lunak, Software Process