Isu politik yang sedang bergulir saat ini adalah seputar susunan kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II) yang dipimpin oleh Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kira-kira seperti apa dan siapa yang mengisi pos-pos dalam kabinet tersebut? Jawabannya tergantung orientasi pak SBY dalam menyusun kabinetnya. Orientasi bisa macam-macam, bisa berorientasi pesanan luar negeri, berorientasi pembangunan, berorientasi konsolidasi nasional, berorientasi golongan, berorientasi pengusaha, dll.
Siapa pun menterinya, bagaimana pun susunan kabinetnya, kita berharap agar pemerintahan kali ini berorientasi kepada pencapaian tujuan pemerintahan Negara Indonesia itu sendiri yang tersirat dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu:
- melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
- memajukan kesejahteraan umum,
- mencerdaskan kehidupan bangsa,
- ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
Melindungi, jangan justru memerangi bangsa dan rakyatnya sendiri, apalagi kalau dipesan dari negara lain yang menunjukkan negara kita tidak berdaulat dan tidak merdeka. Melindungi di sini bukan berarti Indonesia harus menjadi Police State.
Memajukan kesejahteraan rakyat secara umum, jangan hanya memajukan segolongan konglomerat, apalagi memajukan negara lain. Misalnya, kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah harus diupayakan agar bisa dinikmati hasilnya oleh rakyat Indonesia sendiri. Dinikmati bisa berarti dikelola sendiri, diproduksi, diolah, dipakai, dikonsumsi, dll. Jangan sampai habis "dirampok" pihak asing atau hanya disimpan oleh segelintir golongan.
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan rakyatnya, jangan justru membuat hal-hal yang membodohkan mereka, seperti misalnya membebaskan pornografi, melegalisasi lokalisasi pelacuran/perzinahan, melegalkan liberalisasi agama, dll. Dana-dana pendidikan jangan dipangkas, sekolah-sekolah dan perguruan tinggi ditingkatkan kualitasnya, dll. Pendidikan itu penting sekali, khususnya untuk generasi yang akan datang.
Ikut andil dalam ketertiban dunia, menolak segala bentuk penjajahan, seperti misalnya di Palestina yang dijajah Israel, dan menolak segala bentuk invansi (khususnya militer), pencaplokan negara lain, dll. Ikut andil dalam ketertiban dunia bisa berarti bahwa Indonesia juga harus punya kemampuan dalam hal militer, bisa membuat alat persenjataan sendiri, pesawat tempur sendiri, kapal laut sendiri, dst. Selain itu kemampuan diplomasi musti "tok-cer", apalagi Deplu menganut Total Diplomacy policy (CMIIW).
Jika tujuan di atas bisa dicapai, minimal didekati atau mendekati, mudah-mudahan Indonesia bisa menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, yang juga dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945.
Semoga.. aamiin...