Ada yang bertanya ke saya, kenapa blog saya ini tidak seperti blog-blog yang lain, yang isinya cerita, curhat, ocehan, celotehan, opini santai, dan sebagainya. Pokoknya, blog yang lain enak di baca, tapi blog yang ini seperti agak kaku, begitu..
Hhmm... sekarang saya memang sudah kurang intens "mengoceh" di internet. Sebenarnya, ketika pertama kali berinternet ria (kira-kira tahun 1998an), saya sudah sering ngoceh, curhat, beropini, cerita ini itu, dan yang sejenisnya, namun bukan pada media blog. Dulu yang namanya blog itu belum ada, kalau pun sudah ada, berarti waktu itu saya belum kenal blog.
Saya dulu sering mengoceh di internet melalui beberapa mailing list. Dan tulisannya pun bisa agak santai. Entah kenapa sekarang kurang bisa begitu lagi. Wallahua'lam, apakah karena waktu yang semakin cepat bergulir ataukah karena aktivitas semakin padat. Sekarang saya lebih sering mengumpulkan informasi-informasi penting di internet, atau creating something yang mudah-mudah usefull for everybody.
Hhmm, saya jadi iseng membuka-buka arsip suatu milis. Di situ ada satu postingan ringan saya di akhir tahun 2001. Saya re-posting lagi deh di blog ini. Lumayan buat ngisi-ngisi blog. Here they are... =>
Rem Blong
Date: Thu Nov 29, 2001 7:24 am
Subject: Rem BlongBis berjalan dengan santai. Suasana tol Jagorawi - meminjam istilah traffic report - ramai lancar. Dan.... rasanya mata ini menuntut hak-nya yang memang belum tuntas ditunaikan. Kulipat saja koran yang kubaca, kutaruh di atas tas, kupejamkan mata, dan aku tidur...
.... .... ... (Sulit untuk digambarkan suasana ketika tidur) .... .... ....
Terasa bis berjalan lamban, seperti melayang-layang. Kubuka mata dengan mode setengah sadar setengah tidak. Terdengar dari kejauhan sebuah dialog kecil:
"Ada apa sih Pak?"
"Itu tuh, rem bisnya blong..." Jawab yang satunya dengan santai, seolah-olah sering mengalami.
Wih, mendengar kata-kata "rem bisnya blong," aku jadi segar bugar. Wah, manjur juga nih untuk membangunkan orang tidur. Bapak yang duduk di sebelahku langsung berceloteh dengan logat Sundanya:
"Kebiasaan nih. Kenapa nggak dicheck dulu sih bisnya? Payah dah. Nih bis pasti jalan terus nih. Remnya kan blong, gigi nggak bisa diganti begitu aja. Pantesan bau kopling. Jalanan turunan semua, entar kalau ada tanjakan baru bisnya bisa berhenti. Tuh kan... jalan terus. Apa saya bilang. Untung aja nggak macet. Entar bisnya berhenti kalau udah
tanjakan.... ... .. .. "Entah ngomong apa lagi dia, aku cuman bisa ngangguk-ngangguk saja. Lha wong baru saja bertemu dengan ruhku. Supir bis segera mematikan mesin. Meminggirkan bis ke bahu jalan. Dan bis tetap jalan terus, lumayan cepet untuk ukuran bis. Wah, saya nggak bisa bayangin kalau jalan tol macet. Alhamdulillah jalan tolnya sepi, semua mobil berjalan dengan normal. Sudah lumayan jauh bis berjalan tanpa mesin menyala dan rem blong. Maklum, jalan tol Jaqorawi dari Bogor ke Jakarta 'kan kebannyakan turunannya ketimbang tanjakannya. Akhirnya bis berhenti di sebuah tanjangkan landai. Terlihat sebuah papan penunjuk jalan bertuliskan: "Cibinong 500 m".
"Alhamdulillah banget kita masih bisa selamat. Udah dua kali saya begini. Lima tahun bapak naik bis, dulu sih seringnya naik kereta. Tapi serba salah juga ya. Naik kereta udah nggak nyaman, naik bis kayak gini." Bapak itu celoteh lagi.
Para penumpang turun. Mereka kebanyakan minta uangnya dikembalikan. Kasihan juga melihat kondektur "dikeroyok" gitu. Terlihat diantara kerumunan, seseorang yang sangat familiar. Sepertinya dosen Elektro. Rupanya dia naik bis ini juga. Aku juga harus minta uangku kembali nih. Maklum, sekarang harus perhitungan semenjak uangku hilang 100.000,- seminggu yg lalu. Aku mendapatkan uangku kembali, lumayan 'kan, 4000 rupiah, sangat berharga untuk seorang mahasiswa seperti saya....
Kami menunggu bis sejenis untuk melanjutkan perjalanan. Rame-rame nunggu bis di jalan tol, menyedihkan. Setelah kaki ini lama menopang tubuh, akhirnya ada juga bis yang satu jurusan, tapi..... penuhnya bukan main. Karena udah telat kuliah, terpaksa deh naik. Tidur sambil berdiri diiringi alunan musik "artis bis antar kota". Ongkos bisnya tetep sama lagi.... Padahal naik dari Jagorawi. Biarin dah. Selamat tidur...
Hmmm... ini potret buruk transportasi Indonesia. Bayangin aja, rem blong.... Sudah berapa nyawa yang melayang gara-gara rem blong....
Udah ah, ceritanya saya rem aja. Mumpung nggak blong remnya...
Wassalam,
hendra